Sabtu, 13 Desember 2008

PERLUNYA PEMAHAMAN PENDIDIKAN PLH


JOYFUL LEARNING
MERUPAKAN UPAYA PEMAHAMAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH)
Dirilis oleh : Ties Setyaningsih

PLH merupakan bidang studi yang mempelajari kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Secara filosofis, lingkungan hidup itu sendiri adalah berkenaan dengan permukaan bumi sebagai acuan dan segala aktivitas manusia (Stapp & Swan, 1974:59). Oleh karena bumi merupakan titik tolak dalam berbagai aktivitas manusia, maka konsep lingkungan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Bumi sebagai sistem yang tertutup yang mendapatkan energi dari matahari, memiliki sumber daya air, udara, dan tanah dengan persediaan yang terbatas untuk kesejahteraan manusia, memiliki kapasitas sistem dan siklus alam, serta memiliki materi atau bahan mentah yang terbatas.
2. Biosfera yang meliputi makhluk hidup dan benda mati.
3. Manusia yang memiliki peran penting dalam berinteraksi dengan lingkungan alam.
4. Ekonomi dan teknologi yang memberikan kontribusi kepada kesejahteraan manusia dan keberlanjutan lingkungan hidup.
5. Kebijakan lingkungan hidup yang dapat menentukan dalam pengelolaan lingkungan hidup.

Dalam kajiannya, PLH diintegrasikan pada berbagai bidang studi yang mempelajari hubungan antara jasad hidup dengan istilah dan lingkungannya. Di dalamnya termasuk bidang studi IPA, IPS, ORKES, dan Bahasa. Berbagai disiplin ilmu tersebut dipandang dalam suatu ruang lingkup serta perspektif yang luas dan saling berkaitan. Pada dasarnya, PLH merupakan wadah bagi pendekatan interdisipliner dalam mengatasi permasalahan yang berkenaan dengan lingkungan hidup manusia khususnya dan organisme hidup pada umumnya. Dalam mengkaji PLH, tekanan ditujukan terutama kepada menyatukan kembali segala ilmu yang menyangkut masalah lingkungan ke dalam kategori variabel yang menyangkut energi, materi, ruang, waktu dan keanekaragaman.

Tujuan pembelajaran PLH itu sendiri adalah pembinaan peningkatan pengetahuan, kesadaran, sikap, nilai dan perilaku lingkungan hidup yang bertanggung jawab. Perilaku dalam hal ini berhubungan langsung dengan niat untuk bertindak (intention to act) (Orams, 1994). Namun sebelum sampai pada ketetapan bertindak, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu: (1) kesiapan dalam bertindak, (2) pengetahuan tentang strategi bertindak, (3) pengetahuan tentang isu, dan (4 faktor-faktor kepribadian sepeti sikap, lokus kontrol, dan tanggung jawab individu. Tugas guru dalam pembelajaran PLH adalah selain membentuk siswi untuk memiliki niat bertindak yang positif terhadap lingkungan hidup, juga memberikan kondisi yang mendukung ke arah perilaku yang sesuai dengan niat tadi. Hal ini disebabkan, untuk mencapai ke arah keberlanjutan lingkungan hidup, niat saja tidak cukup tanpa perilaku yang mendukung.

Masalah-masalah lingkungan hidup yang muncul tidak dapat dipecahkan secara teknis semata, namun yang lebih penting adalah pemecahan yang dapat mengubah mental serta kesadaran akan pengelolaan lingkungan. Meskipun memerlukan proses yang panjang, serta hasilnya tidak dapat dilihat dengan segera seperti halnya pemecahan secara teknis, namun pemecahan melalui pembinaan perubahan perilaku ke arah lebih bertanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan merupakan hal yang sangat strategis untuk dilakukan. Hal ini merupakan tantangan bagi pengembangan pendidikan lingkungan untuk dapat memberikan kontribusi terhadap pembentukan perilaku yang bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup.
Jika pembelajaran PLH melalui pendekatan joyful leaning ingin mencapai tujuan, maka sebaiknya memperhatikan beberapa factor sebagai berikut:

1. Kebermaknaan; Pemahaman akan meningkat bila informasi baru dengan gagasan dan pengetahuan yang telah dikuasai oleh murid. Khususnya, istilah dan konsep sering sulit dipahami. Pemahaman tersebut perlu digali melalui pengalaman siswa itu sendiri.
2. Penguatan; terdiri atas pengulangan oleh guru dan latihan oleh siswa. Pengulangan tersebut dan latihan dapat menanggulangi proses lupa.Dalam pendekatan joyful learning, penguatan merupakan yang harus diperhatikan.
3. Umpan balik; kegiatan belajar akan efektif bila siswa menerima dengan cepat tentang hasil-hasil tugas belajar tersebut. Umpan balik sederhana, misalnya koreksi jawaban siswa atas pertanyaan guru selama pelajaran berlangsung, atau koreksi pekerjaan siswa.

Beberapa model pembelajaran yang dapat mendukung pendekatan Joyful Learning antara lain adalah:

1. Diskusi
Diskusi memiliki arti yang penting dalam mengembangkan pemahaman. Hal ini disebabkan diskusi membawa siswa menggunakan konsep mereka pelajari serta mengubahnya menjadi bentuk ekspresi yang cukup menyenangkan bagi siswa. Kegiatan diskusi yang menyenangkan dapat terpenuhi denagan (a) Pengelompokan arti istilah dan pernyataan, (b) Mengadakan pemahaman bersama dalam suatu kelompok, (c) Berbagi pengetahuan dan pengalaman, (d) Membantu siswa memahami informasi baru, (e) Mengidentifikasi berbagai opini dan pandangan, dan (f) Bekerja sama dalam pemecahan masalah

2. Penyelidikan Terbimbing Penyelidikan terbimbing dalam pembelajaran PLH sangatlah relevan, selain menyenangkan juga peluang bagi murid untuk meneliti apa yang telah mereka pelajari dan menerapkannya pada dunia nyata. Penyelidikan yang terbimbing dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, di antaranya adalah mencari tahu tentang siklus air misalnya atau mencari tahu aspek-aspek yang menyebabkan air menjadi tercemar, dan sebagainya. Penyelidikan terbimbing akan efektif jika mengikuti serangkaian langkah berikut: (a) siswa memilih atau diberi topic yang perlu diselidiki atau diteliti, (b) mengumpulkan informasi yang mereka perlukan, (c) menganalisa informasi yang telah mereka kumpulkan, dan (d) menyajikan sebuah laporan tentang temuan-temuan penyelidikan tersebut dapat berbentuk presentasi di kelas, serangkaian gambar, diagram dan grafik dinding, atau laporan tertulis.

3. Model IODE Istilah IODE merupakan akronim bahasa Inggris untuk intake (Penerimaan), Organization (Pengaturan), Demonstration (Peragaan), dan Expression (Pengungkapan). Keempat huruf tersebut menunjukkan bahwa ada empat jenis kegiatan murid pada urutan kegiatan belajar. Model tersebut merupakan cara belajar alami dalam memperoleh pengetahuan baru dalam bidang studi dan cukup menyenangkan siswa. Sebagai contoh, dalam pembelajaran PLH adalah topik efek gangguan iklim El Nino yang telah menimbulkan kekeringan yang luas, kegagalan panen dan kebakaran hutan di Indonesia. Penerapan dalam pembelajaran di kelas adalah sebagai benkut:

a. Penerimaan (intake) Mendengarkan informasi pelajaran, melihat foto, peta dan gambar yang menunjukkan efek-efek El Nino, membaca koran, majalah dan buku, mendengarkan laporan radio dan menonton laporan TV tentang El Nino, mewawancarai petani yang panennya telah dirusakkan oleh El Nino.
b. Pengaturan (Organize) Memetakan daerah-daerah yang terkena El Nino, tulis laporan tentang petani yang terkena kekeringan, siapkan grafik dan tabel yang menunjukkan kerugian karena hilangnya produksi pertanian dan kerugian karena kebakaran hutan, gabungkan laporan-laporan koran tentang turunnya jumlah orang hutan karena kebakaran hutan dan seterusnya.
c. Peragaan (Demonstrate) Menjelaskan bagaimana El Nino terbentuk, menggambarkan daerah-daerah dunia yang terkena efek El Nino, serta merangkum pengaruh El Nino terhadap produksi beras, kerugian hutan, hilangnya dan matinya binatang hutan dan seterusnya.
d. Pengungkapan (Express) Membuat diagram yang menggambarkan efek El Nino, serta menyajikan dalam pembicaraan di kelas tentang El Nino. Atau juga menulis puisi yang menggambarkan perasaan seorang petani yang terkena kekeringan serta menulis cerita tentang kebakaran hutan dan seterusnya.

4. Model Pemecahan Masalah
Model ini dapat digunakan dalam pendekatan Joyful Learning karena dapat menarik minat siswa untuk memecahkan masalah-masalah lingkungan hidup di sekitamya. Seperti, mengapa terjadi banjir, mengapa terjadi wabah kolera, mengapa hutan penting bagi kehidupan manusia, dan sebagainya. Dalam model pemecahan masalah ini, tahap-tahap dalam penyelesaian masalah berbeda-beda sesuai dengan masalah yang bersangkutan, namun secara umum tahapan ini dapat diurutkan sebagai benkut:

a. Identifikasi Masalah Tahap ini merupakan pengenalan masalah atau isu yang ada di sekitar siswa. Dalam hal ini siswa dapat dilibatkan untuk mengemukakan masalah-masalah yang mereka lihat dan rasakan
b. Survei Masalah Pertimbangan tentang berbagai sudut pandang dan aspek yang terkait dengan masalah guna meningkatkan pengertian tentang masalah tersebut.
c. Definisi Masalah Pendefinisian masalah secara tepat akan membantu anak-anak untuk menyelesaikan masalah.
d. Fokus Masalah Ukuran masalah perlu dipertimbangkan untuk dipahami karena akan mempengaruhi cara penyelesaian yang akan dilakukan; guru memiliki peran penting dalam membantu siswa untuk mengarahkan pada persoalan yang utama.
e. Analisis Faktor-Faktor Penyebab. Faktor penyebab harus dicari begitu masalahnya telah diketahui dan ditentukan ukurannya. Karena itu, kita perlu mengembangkan pemahaman murid tentang masalah itu sendiri.
f. Pemecahan masalah karena upaya untuk menyelesaikan masalah sering menimbulkan masalah lain. Siswa dalam hal ini sebaiknya diikutsertakan.

5. Kerja Kelompok Melalui kerja kelompok siswa diberi peluang untuk menentukan tujuan, mengajukan dan menyelidiki, menjelaskan konsep, dan membahas masalah. Kerjasama siswa dapat merangsang pemikiran mereka untuk berbagi gagasan. Menjadi bagian dari suatu kelompok akan menumbuhkan rasa saling memiliki, saling hormat, dan tanggung jawab. Sikap dan perilaku serta keterbukaan pikiran, tanggung jawab, kerja sama, dan perhatian pada orang lain juga dapat dikembangkan. ltu semua adalah keistimewaan penting tentang perilaku kelompok yang efektif. Kerja kelompok yang baik memerlukan persiapan yang cermat dan dipakai hanya:

a. Untuk kegiatan yang memiliki sasaran yang jelas dan yang dapat dilakukan dengan lebih baik oleh suatu kelompok dibandingkan oleh perseorangan.
b. Untuk kegiatan di mana semua anggota kelompok yang bersangkutan dapat diberi tugas berguna yang harus dilaksanakan.
c. Bila semua anggota kelompok tersebut memiliki keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas yang telah diberi kepada mereka.

Keterampilan tersebut perlu waktu untuk dikembangkan dan dipraktekan secara terus-menerus. Saran-saran berikut ini mungkin berguna ketika memulai kerja kelompok dengan kelas, yaitu:

a. Mulailah kerja kelompok secara perlahan-lahan. Jaga agar kelompok yang bersangkutan tetap kecil, mungkin tidak lebih dari pada 5-8 anak.
b. Pilihiah tugas yang sederhana, singkat dan terdefinisi dengan baik, dan mungkin diselesaikan secara sukses oleh kelompok yang bersangkutan.
c. Angkatlah seorang pemimpin dan seorang pencatat untuk kelompok tersebut atau suruhlah anak-anak yang bersangkutan mengangkatnya. Jelaskan tanggung jawab-tanggung jawab pemimpin, pencatat tersebut dan para anggota lainnya.
d. Beri siswa tersebut bahan-bahan sumber yang mereka perlukan untuk menyelesaikan tugas yang bersangkutan (bila mereka lebih berpengalaman, mereka dapat mengumpulkan sumber mereka sendiri).
e. Gunakan sejumlah waktu dengan setiap kelompok pada awal dan akhir setiap masa kerja. Beri mereka bantuan dan saran tertentu tentang cara mereka untuk melakukan pekerjaan mereka dan cara melaporkan kembali kepada seluruh kelas tentang apa yang sedang mereka lakukan. Pastikanlah bahwa laporan kelompok tersebut kepada seluruh kelas benar-benar ringkas dan menarik.

Pendekatan joyful learning merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran PLH yang mendukung pengembangan berpikir kreatif dan menciptaan suasana belajar yang menyenangkan. Dengan adanya model-model pembelajaran yang dapat menyenangkan dan menarik perhation siswa, diharapkan siswa merasa senang dan bahagia (enjoy) dalam mengikuti pelajaranPLH. Lebih jauh lagi siswa dapat mengembangkan kreativitasnya dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, dan perilaku yang bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup. Dengan demikian, pembelajaran PLH di sekolah dapat mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang ingin di capai.

Jumat, 31 Oktober 2008

TIPS SAAT MENGHADAPI UJIAN

Dirilis : Ties Setyaningsih
Pedoman & Strategi Belajar

1.Membaca Secara Kritis
2.Membaca/Memahami soal
3.Kecepatan & pemahaman
4.Persiapan Menghadapi Ujian
5.Mengantisipasi Soal Ujian

Ujian memberikan dasar evaluasi dan penilaian
terhadap perkembangan belajarmu.
Ada beberapa kondisi lingkungan,termasuk sikap dan kondisimu sendiri, yang mempengaruhimu dalam melakukan ujian.

10 TIPS DAPAT MEMBANTU KAMU DALAM MENGERJAKAN UJIAN :

-Datanglah dengan persiapan yang matang dan lebih awal.
Bawalah semua alat tulis yang kamu butuhkan, seperti pensil, pulpen, kalkulator, kamus, jam (tangan), penghapus, tip ex, penggaris, dan lain-lainnya. Perlengkapan ini akan membantumu untuk tetap konsentrasi selama mengerjakan ujian.

-Tenang dan percaya diri.
Ingatkan dirimu bahwa kamu sudah siap sedia dan akan mengerjakan ujian dengan baik.

-Bersantailah tapi waspada.
Pilihlah kursi atau tempat yang nyaman untuk mengerjakan ujian. Pastikan kamu mendapatkan tempat yang cukup untuk mengerjakannya. Pertahankan posisi duduk tegak.
-Preview soal-soal ujianmu dulu (bila ujian memiliki waktu tidak terbatas)
Luangkan 10% dari keseluruhan waktu ujian untuk membaca soal-soal ujian secara mendalam, tandai kata-kata kunci dan putuskan berapa waktu yang diperlukan untuk menjawab masing-masing soal. Rencanakan untuk mengerjakan soal yang mudah dulu, baru soal yang tersulit. Ketika kamu membaca soal-soal, catat juga ide-ide yang muncul yang akan digunakan sebagai jawaban.
-Jawab soal-soal ujian secara strategis.
-Mulai dengan menjawab pertanyaan mudah yang kamu ketahui, kemudian dengan soal-soal yang memiliki nilai tertinggi.
Pertanyaan terakhir yang seharusnya kamu kerjakan adalah:
- soal paling sulit
- yang membutuhkan waktu lama untuk menulis jawabannya
- memiliki nilai terkecil
-Ketika mengerjakan soal-soal pilihan ganda, ketahuilah jawaban yang harus dipilih/ditebak.
Mula-mulai, abaikan jawaban yang kamu tahu salah. Tebaklah selalu suatu pilihan jawaban ketika tidak ada hukuman pengurangan nilai, atau ketika tidak ada pilihan jawaban yang dapat kamu abaikan. Jangan menebak suatu pilihan jawaban ketika kamu tidak mengetahui secara pasti dan ketika hukuman pengurangan nilai digunakan. Karena pilihan pertama akan jawabanmu biasanya benar, jangan menggantinya kecuali bila kamu yakin akan koreksi yang kamu lakukan.
-Ketika mengerjakan soal ujian esai, pikirkan dulu jawabannya sebelum menulis.
-Buat kerangka jawaban singkat untuk esai dengan mencatat dulu beberapa ide yang ingin kamu tulis. Kemudian nomori ide-ide tersebut untuk mengurutkan mana yang hendak kamu diskusikan dulu.

-Ketika mengerjakan soal ujian esai, jawab langsung poin utamanya.
-Tulis kalimat pokokmu pada kalimat pertama. Gunakan paragraf pertama sebagai overview esaimu. Gunakan paragraf-paragraf selanjutnya untuk mendiskusikan poin-poin utama secara mendetil.
-Sisihkan 10% waktumu untuk memeriksa ulang jawabanmu.
-Periksa jawabanmu; hindari keinginan untuk segera meninggalkan kelas segera setelah kamu menjawab semua soal-soal ujian. Periksa lagi bahwa kamu telah menyelesaikan semua pertanyaan. Baca ulang jawabanmu untuk memeriksa ejaan, struktur bahasa dan tanda baca. Untuk jawaban matematika, periksa bila ada kecerobohan (misalnya salah meletakkan desimal).
-Setiap ujian dapat membantumu dalam mempersiapkan diri untuk ujian selanjutnya. Putuskan strategi mana yang sesuai denganmu. Tentukan strategi mana yang tidak berhasil dan ubahlah. Gunakan kertas ujian sebelumnya ketika belajar untuk ujian akhir.
- Berdoalah sebelum mengerjakan soal ujian
Selamat mencoba.

Selasa, 28 Oktober 2008

JAMBORE ASEAN

Presiden Yudhoyono Akan Buka Jambore Pandu ASEAN 2008



Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan menghadiri pembukaan Jambore Pandu ASEAN 2008, di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Minggu sore.

Menurut keterangan resmi dari Biro Pers dan Media Istana, di Jakarta, Minggu, Presiden direncanakan menghadiri acara tersebut dengan didampingi oleh Ibu Ani Yudhoyono.

Jambore Pandu ASEAN 2008 yang diikuti oleh perwakilan pramuka dari seluruh negara ASEAN kecuali Myanmar itu dilangsungkan 19-26 Oktober 2008. Jumlah peserta dari negara ASEAN sebanyak 300 pramuka, dengan Laos hanya mengirim pengamat, sementara dari Indonesia 1.200 orang.

Sebelum Jambore Pandu ASEAN 2008 digelar, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka juga menggelar Konferensi Pandu ASEAN di Kompleks Lembaga Pendidikan Pramuka Nasional, Cibubur, yang dibuka oleh Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault.

Adhyaksa Dault mengharapkan konferensi itu menghasilkan komitmen bersama mengenai perlunya menjaga perdamaian di ASEAN, yang diwujudkan melalui keakraban antara anggota pandu Kamboja dan Thailand sekalipun negaranya tengah berkonflik memperebutkan sebidang tanah di sekitar kuil kuno Phreah Vihear.

Pada konferensi yang berlangsung 16-18 Oktober dan diikuti sembilan negara ASEAN (Myanmar tidak ikut) tersebut antara lain dibahas berbagai kegiatan kepanduan di kawasan ASEAN, terutama kegiatan yang mengarah pada pembangunan persaudaraan dan persahabatan antar-negara ASEAN.

Sabtu, 11 Oktober 2008

AKREDITASI

AKREDITASI PENGAKUAN
"PERINGKAT KELAYAAN"



Ditulis oleh Ties Setyaningsih

Salah satu program pemerintah yang sedang dilaksanakan sekarang adalah upaya secara sungguh -sungguh untuk meningkatkan secara optimal mutu pendidikan. Tidaklah menutup mata memang tidak mudah melakukan peningkatan mutu pendidikan dengan secara instan cepat dan langsung dapat dilihat dinikmati hasilnya dalam waktu yang singkat, hal tersebut memerlukan pemikiran, formula, proses, perjalanan, dan evaluasi secara terus menerus disertai perubahan kearah peningkatan mutu pendidikan. Merujuk surat keputusan menteri pendidikan nasional (SK Mendiknas ) Nomor 087/U/2002 tentang Akreditasi Sekolah sebagai upaya peningkatan mutu disetiap satuan pendidikan tersebut diarahkan kepada upaya terselenggaranya layanan pendidikan kepada pihak yang berkepentingan atau kepada masyarakat selaku pengguna jasa pendidikan.

Terkait dengan keputusan Menteri Pendidikan tersebut diatas upaya peningkatan mutu pendidikan Nasional sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistim pendidikan nasional telah dilakukan oleh Pemerintah dengan membangun pengembangan sistim pengendalian mutu pendidikan melalui 3 program yang terintegrasi yaitu dengan sisitim: Standarisasi , Akreditasi, Sertivikasi , semuanya dimaknai sebagai upaya penyamaan arah pendidikan secara nasional yang memiliki keluasan dan sekaligus keluwesan di dalam implementasinya, sehingga dapat dijadikan sebagai pendorongdan arah tujuan dalam pembenahan dan timbulnya sebuah keberanian untuk berinisiatif berinovasi dibarengi dengan kreatifitas yang dikolaborasi dengan kemajuan ipteks imtaq namun tetap dalam koridor dengan standar yang telah ditetapkan guna memacu perubahan kearah peningkatan mutu.Adanya akreditasi sekolah diharapkan sekolah dapat melakukan pembenahan diri,evaluasi kedalam dengan melihat adanya kelemahan dari sekolah tersebut dibarengi dengan melihat sisi kekuatannya untuk menentukan peluang yang dituangkan kedalam sebuah analisa swot untuk menentukan langkah dengan menciptakan sekolah yang sesuai dengan standar minimal dari pemerintah, yang mana akhirnya sekolah tersebut akan mengetahui sendiri potret diri profile lembaganya dengan munculnya cermin kinerja SDM beserta jajarannya. Akreditsi akan menentukan kelayakan program pendidikan tersebut baik jalur pendidikan formal non formal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan diantaranya : TK, TKLB,SD,SDLB,SMP,SMPLB,SMA,SMK, Madrasah, SMLB dan jenis sekolah negeri maupun swasta.

Dalam melakukan akreditasi sistim penilainnyapun dilakukan atas dasar kriteria yang bersifat terbuka dimaksudkan untuk mewujudkan mutu pendidikan bangsa ini sehingga sekolah swasta yang terakreditasi akan diminati masyarakat dan siswanya, namun bagi sekolah yang tidak terakreditasi tak heran bila bakalan ditinggalkan calon siswanya. Walaupun pada kenyataan di lapangan masyarakat tidaklah menghiraukan sebuah devinisi Akreditasi. Di era global sekarang ini kita dihadapkan pada sebuah arena panggung kompetitif dan juga dibarengi dengan dunia persaingan yang semakin ketat dan untuk mewujudkan arah pendidikan kearah pada peningkatan mutu totalitas adalah suatu keharusan yang tidak dapat ditawar lagi bahwa pendidikan di negeri ini harus dibangun dari keterpurukan. Salah satu langkah menuju perubahab secara masaladalah dengan hadirnya sebuah formula yang bernama akreditasi . Tim akreditasi akan memberikan penilaiankelayakan pada suatu sekolah berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan yang menuju pada peningkatan mutu dan yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh Badan Akreditasi Sekolah yang mana hasilnya diwujudkan dalam bentuk pengakuan pada peringkat kelayakan. Semua paparan tim BAS ( Badan Akreditasi Sekolah) dilakukan dengan menggunakan beberapa prinsip diantaranya : kejujuran, keterbukaan, keadilan, mengedepankan pada aspek keunggulan mutu, aspek profesionalisme, disertai obyektivitas dan didukung faktor akuntabilitas.

Hasil akreditasi sangatlah erat dengan adanya kelangsunagn status dan hidup sekolah tersebut kearah masa depan nya secara tidak langsung sesungguhnya didalam setiap elemen komponen penilaian BAS sudah menjawab secara keseluruhan bahwa peta hasil tersebut akan menjawab posisi sekolah itu sendiri pada tingkat kelayakan sesuai norma acuan penilaiannya, hal ini dapat ditinjau dari BAB III pasal 5 bahwa komponen sekolah yang dinilai meliputi aspek : Kurikulum yang identik dengan proses KBMnya, aspek administrasi sekolah, aspek organisasi sekolah, aspek sarpras dan ketenagaan yang dilampirkan pula pembiayaan, tak kalah penting hadirnya peserta didik, serta peran serta masyrakat dan lingkungan kultur sekolah. Menurut penulis disinilah diperlukan kehadiran personil tim BAS yang benar-benar independen yang mengedepankan pada asek mutu yang terbebas dari iklim kolusi,dan nepotisme dan haruslah teguh memegang prinsip obyektivitas,efektivitas, dan komprehensif dibarengi dengan niat keharusan dalam membimbing sekolah kearah lebih mandiri, karena makna akhir hasil akreditasi tersebut akan menentukan nasib kelangsungan sekolah itu sendiri kearah pada sebuah masa depan yang bagaimanakah?. Masa berlaku akreditasi yang berkisar 4 tahun tersebut haruslah mengalami pembenahan menuju pada perubahan kearah perbaikan untuk bertahan pada posisi optimal sesuai dengan yang diinginkan oleh pihak sekolah tersebut. Sebab tanpa berbenah sekolah yang tidak terakreditasi tidaklah akan memiliki kewenangan sebagai sekolah penyelenggara ujian akhir serta tidak berhak menerbitkan sertifikat maupun ijazah.

Memang sebuah peningkatan mutu tidakakan berakhir sesaat akan tetapi akan berjalan terus, dengan upaya terus menerus yang dilakukan dan berkesinambungan diharapkan dapat memberikan layanan pendidikan kearah peningkatan mutu menuju pada bentuk optimalisasi kualitas dapatlah menjamin bahwa proses penyelenggaraan pendidikan disekolah sudah sesuai harapan yang seharusnya terjadi. Dengan demikian pembenahan perubahan penataaan kearah lebih baik pada setiap sekolah sebagai satuan pendidikan diharapkan dapat untuk terus berpacu diri dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia secara Nasional, sehingga dengan SDM yang unggul berkualitas niscaya akan dapat berbuat sesuatu dengan memberikan kontribusi positif guna membawa dunia pendidikan di negeri ini lebih pada sebuah kebermaknaan sejati bukan semu ataupun tampilan berupa fatamorgana dan langkah ini haruslah selalu diupayakan secara konsekuen serta dilakukan dengan kesungguhan kearifan sikap dalam totalitas menuju pada perubahan kearah lebih baik, karena tidak ada sebuah masa depan terjadi tanpa diperjuangkan. semoga

Rabu, 10 September 2008

PERLUNYA PENGENALAN PELAJARAN SASTRA PADA USIA SEKOLAH

ditulis oleh : ties setyaningsih
Kehadiran sastra di sekolah adalah merupakan unsur yang sangat penting, karena kehadirannya mampu memberikan wajah manusiawi yang di padukan dengan unsur-unsur keindahan, keselarasan, keseimbangan yang dibarengi perspektif harmoni, irama gerak dalam setiap gerak kehidupan manusia dalam menciptakan sebuah kebudayaan. Bisa dibayangkan apabila sebuah sastra tercerabut dari akar kehidupan manusia maka manusia akan menjadi sebuah makluk yang sangat gersang dan sangat minim akan rasa cipta rasa dan karsa. Siswa diera sekarang mengenal adanya novel-novel sastra seperti : Dibawah lingkungan ka'bah, sengsara membawa nikmat dan sebagainya hanyalah sebuah keterpaksaan yang dipaksa harus menghafal beberapa sinopsis dari beberapa karya sastra secara singkat yang ada dalam buku pelajaran sehingga apa yang terjadi bagi siswa itu sendiri hanyalah tak ubahnya sekedar kegiatan menghafal, mencatat yang diakhiri ujian, selesai dan akhirnya LUUUUPA.
Metode iklim yang dari tahun ke tahun selalu sama akhirnya menimbulkan minat terhadap dunia sastra bagi generasi muda benar-benar tak terlintas dibenaknya. Hadirnya sastra sebenarnya tak ubahnya sebuah vitamin bagi batin manusia, dimana kerja otak kananlah yang membuat sikap siswa menjadi mempunyai sifat halus dan apabila dipertajam lagi akan menjadikan sifat sifat siswa pada sebuah kesantunan serta beradab. Pengajaran sastra di sekolah adalah ditujukan agar siswa dapat menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus tindakan, pada budi pekerti yang pada akhirnya dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa sehingga akan timbul perasaan menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual dalam jiwa disetiap siswa. Implementasinya disekolah dapat lebih pada usaha mengembangkan sastra kepada para peserta didiknya dengan mengajak untuk berkarya misalnya dalam bentuk pengembangan karya berpuisi. Proses keseimbangan jiwa akhirnya akan terbentuk ,karena dalam karya puisi diharuskan menghadirkan perasaan yang peka terhadap lingkapan yang memiliki unsur keindahan dan siswa sendiri akan semakin memahami hakikat nilai- nilai kemanusiaan yang semakin tebal.
Pun akhirnya jiwa-jiwa tindak kekerasan dalm gejolak jiwa siswa yang masih muda akan tenggelam dengan sendirinyas, hal ini dapat dilihat jarang sekali puisi dan kekerasan tampil dalam tubuh yang sama. Menghadapi kenyataan ini persoalan berikutnya adalah bagaimana membuat semacam gerakan untuk mendekatkan karya sastra, kalau perlu menghadirkan juga pengarangnya ke lingkungan sekolah. Jika pintu sudah terbuka dan pihak sekolah menyambutnya dengan penuh antusias , maka tuuan -tujuan ideal untuk menjadikan sekolah sebagai basis gerakan sastra akan lebih mudah di selipkan dan dalam pembelajaranpun sedapat mungkin dibuat lebih menyenangkan dan kehadiran sastra dihadirkan sebagai sesuatu yang menyenangkan dan sekaligus mengasyikkan.
Memang belajar tentang satra tanpa disertai dengan kegiatan membaca karya sastra secara utuh adalah sebuah keniscayaan . Kebiasaan lama yang hanya mengajarkan pengetahuan tentang satra haruslah dirubah, Buku-buku yang disebut dalam kurikulum haruslah dihadirkan di kelas sehingga siswa dapat menikmati karya sastra tidak sepotong-sepotong seperti selama ini ketika mereka hanya mengenal isi buku sastra lewat ringkasan atau sinopsisnya. Keberadaan laboratorium mini bahasa sangat membantu dalam pendidikan berdemokrasi, yakni dengan memberikan bimbingan kebebasan kepada para siswanya untuk memberikan tafsir seluas-luasnya terhadap terhadap isi suatu sastra . Karena dalam berkarya sastra tidak ada yang namanya tafsir tunggal, oleh karena itu perbedaan pendapat dan belajar saling menghargai akan terpupuk.
Paradigma pengajaran sastra sangatlah memerlukan pendampingan dari guru yang menjadi pilar utama yang diharapkan membawa perubahan yang lebih mendorong menciptakan ruang-ruang kreatif dalam memberikan waktu yang lebih banyak pada siswanya untuk melatih imajinasi melalui karya satra dalam bentuk puisi, cerpen , teater, maupun drama. Estafet berikutnya diharapkan akan memupuk minat terhadap sastra serta mengembangkan imajinasinya sebagai penunjang pengetahuan lainnya dan diharapkan juga dapat menelorkan generasi barisan budayawan dan sastrawan muda sebagai pengganti generasi sebelumnya

Sabtu, 23 Agustus 2008

SMKN9 Terima Tamu Ambalan

GUGUS DEPAN RAMA SINTA 051056-051065

SMK NEGERI 9 SURAKARTA

ADAKAN PENERIMAAN TAMU AMBALAN

TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009

Hari Juma’t tanggal 1Agustus 2008 Gugus Depan Rama Sinta SMK Negeri 9 Surakarta mengadakan upacara adat berupa penerimaan tamu Ambalan. Upacara tersebut merupakan perpindahan golongan para peserta didik dari usia golongan Penggalang pindah ke usia Penegak. Upacara Pembukaan di Pimpin Langsung Kamabigus SMK Negeri 9 Surakarta Drs.Sudarto,MM dengan penyematan tanda peserta kepada perwakilan dan pelepasan burung merpati dilanjutkan dengan acara pengguntingan pita untuk memasuki Bumi Perkemahan (Buper ) SMKN 9 Surakarta. Kegiatan tersebut akan di laksanakan selama 3hari tanggal 1s/d 3 Agustus 2008.

Menurut Waka Kesiswaan Drs.Sugeng Wiyono, Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan tiap tahun pelajaran baru. Adapun rangkaian kegiatan tersebut meliputi sason tentang kepramukaan, kepemimpinan, Halang Rintang Jelajah Alam,Api Unggun,dan Renungan Malam dan diakhiri dengan Pelantikan .

Pemukulan gong sebagai tanda dibukanya Buper sekaligus pengguntingan pita oleh Dra.Ties Setyaningsih ,MPd mewakili Pelatih Kwarcab Surakarta sekaligus Korps Kwarda Jateng yang di dampingi oleh Drs.Margiono ,Nursetyo Puspito SPd, dan Heni Winarsih SPd selaku pembina Gugus Depan Rama Sinta SMK Negeri 9 Surakarta ikut serta melakukan kunjungan ke masing-masing tenda perkemahan.

Gerakan Pramuka SMKN9 Surakarta dalam usahanya untuk mencapai tujuannya selalu berusaha meningkatkan kualitasnnya.Dan yang terpenting adalah bahwa para peserta didik tidak hanya memiliki pengetahuan tentang kepramukaan namun diharapkan dapat memahai,menghayati dan mempraktekkan dalam kehidupan yang sesungguhnya, sehingga harapannya untuk dapat menjadi generasi yang mandiri.kreatif dan bertanggung jawab.Sehingga keberhasilan dalam pendidikan kepramukaan para siswa akan mendapat kesan yang mendalam apa makna Tirsatya dan Dasa Darma Pramuka yang mana diharapkan akan berpengaruh dalam jiwa dan sanubarinya. Semoga

4 GURU SMKN 9 LOLOS NOMINASI FSI 2008

SMKN 9 SURAKARTA NOMITOR

PADA FESTIFAL SENI INTERNASIONAL II 2008

INDONESIA ART AWARD FOR TEACHERS”

Empat guru di SMKN 9 Surakarta berhasil lolos masuk nominator dalam kegiatan Festifal Seni Internasional di Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Seni dan Budaya Yogyakarta yang dibuka oleh Mendiknas Bambang Sudibyo pada tanggal 15 Juli 2008

Art For Teachers adalah tema kegiatan tersebut dengan tujuan mengangkat dan memfasilitasi para guru seni dan budaya menjadi guru yang dianggap penting dalam proses pendidikan sekaligus membuktikan kepada publik bahwa kemampuan guru seni danbudaya patut mendapatkan pengakuan dengan cara memberikan ruang kreasi bagi guru-guru seni dan budaya untuk berkarya , maksudnya tidak hanya guru mata pelajaran yang diuji nasionalkan saja yang disorot yang mendapat tempat terdepan , namun guru seni budayapun juga sangatlah perlu.

Adapun nama-nama guru yang masuk daftar nominator adalah:

1.Anang Sya’roni :

Judul Lukisan:”Capek Deh”. Media Cat minyak Pada Kanvas .

Dengan Ukuran 120X140. Tahun Pembuatan 2008

2.Dra.Ties Setyaningsih,MPd

Judul Lukisan: “Mekarnya Bunga Mawar”

.Media Cat Minyak Pada Kanvas

Dengan Ukuran 100X120. Tahun Pembuatan 2008

3.Dra.Siti Umarwati

Judul Lukisan : “Batikku Ciri Khasku”

Media Cat Minyak Pada Kanvas

Dengan Ukuran 168X110

Tahun Pembuatan 2008

4.Paryatno, SPd

Judul Lukisan : “Belajar dari Alam”

Media Cat Minyak Pada Kanvas

Dengan Ukuran 100X150

Sesuai dengan tema dalam festifal ini spesial dipersembahkan untuk guru-guru, demi kebangkitan guru seni dan budaya Indonesia. Difestifal tersebutlah para guru akan unjuk kemampuan, unjuk kreatifitas serta uji keeksistensian para guru selaku guru seni budaya.

P4TK sebagai salah satu wadah dan lembaga yang memfasilitasi dan mensuport ingin mengangkat citra guru seni budaya diera globalisasi yang mendunia sekaligus memberitahukan prestasi dan kemampuan guru seni dan budaya tersebut kemancanegara bahwa guru seni budaya pun tidak diam, namun terus berkarya secara kreatif guna menebarkan benih seni dan budaya kepada peserta didik yang berujung kepada ketahanan seni dan budaya Nasional.